Selasa, Desember 15, 2009

pack the unpacked

I bet it took a while, the freedom that make her smile
Change is the best way that she can get, move and run faster without regrets
With her suitcase walk in the same track, run in the track ball make her always look back
Suitcase is not enough, she already have the valise to make her tough
So, she needs a footlocker, pack all the unfinished 'dress' it could be better
Pack the unpacked sister... it may a remedy but it tasted bitter

Selasa, Desember 08, 2009

Tapos:antara susu dan pulsa

Mengetahui tempat yang akan saya datangi adalah sebuah kecamatan baru di Depok memang bukan sesuatu yang esensial dalam posting ini, Tapos adalah satu dari lima kecamatan baru hasil pemekaran sehingga jumlah kecamatan di salah satu kota termuda di provinsi Jawa Barat ini menjadi sebelas. Ke Tapos pula, saya dan beberapa rekan dari Ikatan Abang Mpok Depok (IKAM) di undang oleh Lembaga Kajian Pembangunan Daerah (LKPD) Kota Depok untuk ikut 'meramaikan' kegiatan program penyuluhan dan peningkatan kesehatan balita yang sudah rutin digelar. Saya tergiur untuk menyaksikan langsung kegiatan LKPD yang menggandeng salah satu BUMN sebagai satu bentuk CSR-nya ini, karena ada pembagian susu gratis untuk para balita. Everythings with milk and babies are gorgeous.
Menurut info yang saya dapat dari LKPD, rata-rata ibu yang memiliki balita di daerah Tapos adalah ibu-ibu muda seumuran saya. Saya tercengang lagi setelah tahu bahwa ibu-ibu muda ini rela menukar & menjual susu yang diberikan gratis dengan pulsa hp yang kini jadi kebutuhan primer diatas susu anak. Keingintahuan saya mendalam akan motif ibu-ibu muda ini bertindak irasional karena posisi susu anak sudah bisa digantikan pulsa hp yang mereka gunakan untuk sekedar beremeh-temeh dengan teman (sekali lagi mereka masih muda dan perlu bergaul dengan sebayanya), i got it!
Tapos, 29 Oktober 2009...saya & viqi (2008) juga gilang, merry, mumu, dan rizky (2009) tiba di tempat tujuan dengan tenda yang sudah siap terpasang. Dibawahnya berderet ibu-ibu kepanasan (yang memang masih muda) menggendong anak mereka plus ingus yang lupa terseka. "Dina...itu sudah banyak lho ibu-ibu yang datang, mereka kemarin bilang ke saya seneng kalau dilihat abang mpok depok..", itu kalimat pertama yang keluar dari pribadi yang penuh tauladan Ibu Novy (LKPD), sesaat setelah mobil kami terparkir di lahan kosong di depan tenda acara. Tatapan ibu-ibu ini terbalas dengan senyum kami yang sudah jadi 'trademark', karena memang target kami di datangkan adalah 'penggembira'. Tapi kalau memang ada efek menggembirakan dan memperngaruhi, saya rela tak tersubsidi waktu dan energi untuk bisa merubah pola pikir ibu-ibu yang berani menggadaikan gizi anak dengan kebutuhan sekunder belaka.
- Panitia Pelaksana (LKPD, PKK, dll) & IKAM -



- IKAM & generasi penerus yang akan membangun Tapos -

- jangan dituker pulsa ya bu...-
Mengerti bahwa pulsa dan hp sudah bukan lagi kebutuhan tersier yang menjadi tuntutan zaman, tapi inilah fakta bahwa pendidikan menentukan pola pikir dan sikap seseorang untuk hidupnya. Ibu-ibu muda ini mungkin rata-rata hanya berijazah maksimal SMA, tapi mensubstitusi kesehatan anak dengan sms & telepon juga menjadikan susu anak hanya angan-angan karena alasan ekonomi, benar tak masuk akal!!!
Tidak bijak memang menyalahkan realitas ekonomi secara agregat untuk kasus ini, tapi jika boleh berandai untuk sebuah solusi...si penanggung jawab pastinya adalah pendidikan dasar di rumah dari orang tua yang mengawal ibu-ibu muda ini yang tadinya adalah anak sama seperti anak-anak mereka saat ini. Solusi yang tidak terspesifikasi untuk kasus diatas, tapi masiv dampaknya untuk merubah pola pikir kebanyakan kita yang masih hidup mengatasnamakan gengsi, latah, dan ego. Semoga setelah program ini dijalankan rutin, ibu-ibu muda disini menyadari makna 'susu sehat sukses' dan mampu menghadiahi kota ini generasi yang sehat jiwa raga, Amin!