Rabu, Maret 25, 2009

Notes from Kampung Budaya Sindang Barang

KBS Desa Pasir Eurih Kec. Tamansari Kab. Bogor 28 Februari & 1 Maret 2009

KBS -The View-

Its another 'wow' moment ketika kita bicara potensi budaya&wisata di Indonesia, ini saya lihat di sebuah sudut biasa di sebuah kabupaten di Jawa Barat yang masyarakatnya sendiri sepertinya belum pernah tahu ada sebuah desa luar biasa dimana warganya berhasil mengurai budaya dan peninggalan sejarah menjadi suatu potensi wisata yang siap 'go international'. Kampung Budaya Sindang Barang (KBS) merupakan wujud nyata bahwa masih ada nilai luhur dari arti menghargai warisan sejarah. dengan merawat apa yang diwariskan sejarah toh masyarakat disana bisa hidup & menikmati hasilnya...its called multiplier effect. Rasanya sangat pantas jika penghargaan yang kita berikan kepada para kokolot dan sesepuh adat di KBS kita berikan dengan datang dan melihat langsung bagaimana kesenian sunda di revitalisasi dan dilestarikan oleh para penduduknya. Untuk melestarikan kesenian tradisional di kampung budaya, penduduk menyelenggarakan pelatihan tari dan gamelan untuk anak-anak muda secara gratis. Anak-anak muda yang telah mahir di bidang kesenian masing-masing maka akan dilibatkan dalam pementasan menyambut tamu yang tentunya akan menambah penghasilan untuk mereka sendiri. Untuk melestarikan situs-situs purbakala , kampung budaya bekerja sama dengan FIB UI melakukan penelitian , dokumentasi dan menyelenggarakan seminar mengenai situs peninggalan kerajaan Pajajaran tersebut. Folklore mengenai Sindangbarang sendiri telah dicoba untuk dibukukan oleh teman-teman dari FIB UI. Saat ini rumah-rumah adat dan tradisi budaya di Kp Budaya Sindangbarang telah direkontruksi dan direvitalisasi dengan bimbingan dan petunjuk dari Bapak Anis Djatisunda seorang Sesepuh Sindangbarang dan Budayawan Jawa Barat. seyogyanya ini patut dilakukan agar masyarakat sunda tak kehilangan jati dirinya,yup...another way to save our heritage! Dahulu di sindangbarang terdapat salah satu keraton kerajaan tempat tinggalnya salah satu istri dari prabu Siliwangi yang bernama Dewi Kentring Manik Mayang Sunda. Sedangkan penguasa sindangbarang saat itu adalah Surabima Panjiwirajaya atau Amuk Murugul. Bahkan Putra Prabu Siliwangi dan Kentring manik mayang sunda yang bernama Guru Gantangan lahir dan dibesarkan di Sindangbarang. Sampai saat ini masih ada peninggalan purbakala berupa Taman Sri bagenda di Sindangbarang, yaitu taman yang berupa kolam dengan panjang 15 X 45 meter, dan 33 buah titik Punden Berundak.

-go field-

-me with friends from PMJ jabar & KBS chief-

KBS tidak sekedar menjadikan tempat ini semata untuk orientasi seni dan budaya, para wisatawan yang datang pun diberikan kesempatan untuk melihat suasana kampung sebenarnya dengan merasakan bagaimana tinggal bersama kokolot dan seniman serta menemui ibu-ibu yang menumbung padi di saung lisung. ini adalah uniqueness yang harus tetap dijaga, karena saya rasa penduduk di KBS paham benar arti experience marketing dimana kepentingan pelestarian seni dan budaya selaras dengan keinginan masyarakat urban yang sudah mulai kehilangan cita rasa desa. banyak notes yang saya pelajari & tulis dari kampung ini...pembelajaran selanjutnya harus jadi sebuah jawaban dari pertanyaan 'kapan ya kota ku bisa punya tempat wisata sebersahaja kampung budaya ini?'.viva KBS.

Tidak ada komentar: