Rabu, Juni 03, 2009

one thing is missing from adb bali 2009

Nusa Dua Bali 1-4 May 2009, Annual Meeting Asian Development Bank 2009
Dipercaya untuk bertugas sebagai mojang jawa barat di adb bali 2009 memang bisa dibilang 'huge' experiences, dina (kota depok), anggi (garut), rizky (kota sukabumi), dan dana (kab.bekasi) adalah dua pasang moka jabar 2008 yang diberangkatkan untuk bisa mengemban
amanah sebagai duta pariwisata jabar di tanah bali 'jantung pariwisata' dunia itu.
Ternyata ekspektasi kami akan bisa maksimal mempromosikan pariwisata jawa barat dalam indonesian day exhibition adb bali 2009 harus terbagi karena bukan hanya booth jawa barat saja yang harus mampu kami 'endorse' karena pada faktanya ada dua stand lagi yang meminta moka jabar untuk berperan aktif dalam 'akuisisi' tugas penjagaan. Pada hari pertama exhibition saya dan rizky dipercaya oleh disparbud jabar untuk bertugas di booth visit indonesia 2009 dari kementerian pariwisata dan budaya indonesia dan pada hari kedua kami ditugaskan untuk menjadi 'spoke person' BKPM untuk provinsi jawa barat. Hari ketiga sebelum welcome dinner dengan menteri keuangan RI, kami baru benar-benar menjaga booth jawa barat di area GWK

prep day - booth BKPM - with pak iwa (ka.BKPM jabar), pak khamid (ka.BAPEDA kota depok) & the gank

adb bali 2009 - day 1 - booth kementerian pariwisata dan budaya RI

adb bali 2009 - day 2 - rizky & dyne

adb bali 2009-day 3 - dyne in west java booth @ GWK

Tapi sebenar-benarnya posting saya ini akan fokus terhadap satu kelalaian fatal yg saya dapati di annual meeting sebesar ini. Adalah sesuai judul yang saya sematkan diatas 'one thing is missing from adb bali 2009'....setelah beberapa hari berpatut diri dengan kebaya layaknya seorang indonesia baru hari itu saya 'kebelet' dan sudah tak ada daya untuk pergi ke toilet di dalam hotel westin nusa dua yang letaknya ber-meter-meter diseberang tempat exhibition. Dengan 'kecepatan cahaya' saya bertanya kpd polisi pariwisata bali yang memang 'in charge' berjaga...'pak toilet terdekat dimana ya?' dan beliau secepat kilat menjawab yang rasanya menyejukkan hati ini...'oh, itu dekat sekali koq dipojok setelah pintu keluar' sambil menunjuk beliau juga nyengar-nyengir liat perempuan berkebaya dengan selempang mojang jawa barat lagi buru-buru cari toilet...dan inilah yang saya dapatkan:

so..this is it, harusnya jawaban polisi pariwisata tadi jadi obat mujarab ditengah rasa kebelet tapi penampakan disamping bisa mengubah persepsi orang akan definisi 'kenyamanan toilet di sebuah acara sekaliber asia' dan sempat membuat saya berhenti dan berniat untuk pergi ke toilet hotel diseberang. Saya rasa untuk mempekerjakan beberapa orang untuk bertugas menjaga kebersihan toilet ini bukan hal yang mewah untuk sebuah EO penyelenggara sebuah konferensi internasional. Perlu digarisbawahi bahwa ini adalah salah dua dari toilet paling dekat dengan tempat indonesian day exhibition, dimana semua crew/tim pameran dari negara ASEAN/even all delegates from annual meeting pasti membutuhkannya saat mereka mengunjungi exhibition ini...if the'call' is calling.

Apa kata dunia kalau pencitraan negara kita tercoreng hanya karena menemukan kenyataan 'kotor' nan kecil seperti ini. Harusnya hal sepele dan sekecil ini sudah menjadi list yang sukses dieksekusi dengan baik oleh penyelenggara. Entah ini menjadi tanggung jawab siapa?EO/manajemen hotel/crew exhibition atau siapa pun pastinya mulai detik ini juga perlu menilik kembali makna dari 'great things has a small begining'. dyne with love for indonesia.

Tidak ada komentar: